Wagubsu Ijeck saat memberikan keterangan pers |
Para peserta di acara internasional Conference |
MEDIAMITRAPOL.COM I MEDAN, SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara Medan bersama Indocafe Foundation gelar 1st International Conference Nasopharyngeal Cornicoma yang diikuti 8 negara dan 10 pembicara dimulai Kamis dan Jumat tanggal 6-7 Desember 2018 di Audiotorium USU dan Hotel Grand Mercury.
Acara dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah, Selain dihadiri ribuan mahasiswa, pada konferensi pada hari pertama turut dihadiri Rektor USU Prof. Runtung Sitepu, funsionaris USU serta sejumlah pakar yang mendalami onkologi khususnya Karsinoma Nasofaring baik dari dalam maupun luar negeri seperti Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Bambang Hermani, Sp. THT-KL.
Ketua Panitia, Dr dr. Farhat, M. Ked saat beri Keterangan pers disela sela acara |
Dr. dr. Farhat, M.Ked selaku Ketua Panitia The 1st International Conference of Nasopharyngeal Carcinoma, menjelaskan Pada saat ini, KNF makin banyak dijumpai di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini makin diperparah dengan masyarakat yang tidak mempunyai pengetahuan tentang gejala dini dari penyakit ini.
“Kebanyakan pasien KNF datang dalam keadaan stadium lanjut dan hal ini membuat pengobatan penyakit ini menjadi lebih sulit dibandingkan dengan yang datang berobat dalam stadium dini. Pengobatan pasien KNF memerlukan penanganan yang multidisiplin dan memerlukan biaya yang sangat mahal dalam hal radioterapi dan kemoterapi,” Jelasnya.
Masih dijelaskan Farhat bahwa Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan dan wadah kepada peneliti, ilmuwan, mahasiswa dan praktisi medis untuk menyajikan dan berbagi inovasi terbaru. Selain itu bermanfaat juga untuk berdiskusi, berbagi, bertukar pikiran dan memperluas pengetahuan, pandangan, dan kemajuan terbaru dalam penelitian karsinoma nasofaring.
“Sasaran kegiatan ini adalah dokter yang mendalami bidang onkologi bedah kepala dan leher dari manca negara dan berbagai institusi yang ada di Indonesia, peneliti, ilmuwan, mahasiswa dan praktisi medis baik dari akademisi maupun praktisi,” ujarnya.
"Untuk kedepannya Kegiatan ini akan diagendakan untuk dapat digelar setiap tahunnya, karena dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan para dokter untuk melakukan penelitian terhadap bagaimana menekan angka kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan penyakit ini "ujar Farhat dalam keterangan nya kepada pers (Wesli)