Sekda Provinsi Sumatera Utara Himbau
Para Stakeholder Pemerintahan Untuk Tingkatkan Hilirisasi Produk Daerah Dan
Perdagangan Antar Daerah Di Sumut
Bertempat
di Aula Raja Siregar Kantor Gubsu diadakan diskusi antara para jurnalis dengan
para stake holder pemerintahan dan Pemprovsu untuk membahas hilirisasi produk
daerah dan perdagangan antar daerah di Sumut.
Sekretaris
Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprov Sumut), R Sabrina mengatakan
hilirisasi produk daerah di Sumatera Utara telah berkembang dengan baik. Serta
masih memiliki peluang besar untuk ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan Sumut
memiliki ketersediaan bahan baku untuk dilakukan penghiliran atau diproses
menjadi bahan jadi
“Sumatera Utara memiliki bahan atau sumber daya yang cukup besar
potensinya, misalnya saja CPO Sumatera Utara yang memiliki banyak turunan
produknya hingga 80 jenis tapi belum dikembangkan di sini,” kata Sekdaprov
Sumut saat menjadi narasumber pada acara diskusi media Hilirisasi Produk Daerah
dan Perdagangan Antar Daerah di Sumatera Utara yang digelar oleh Forum Merdeka
Barat 9, di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubsu Lt 2, Medan, Rabu (20/3).
Menurut
Sekdaprov Sumut, hilirisasi membuat pergerakan ekonomi Sumut cukup baik. Produk
hilir mendatangkan nilai tambah bagi perekonomian Sumut. Saat ini, sektor
terbesar penggerak perekonomian di Sumut yakni pertanian, kehutanan, dan
perikanan. “Pertumbuhan ekonomi Sumut selalu di atas rata-rata nasional, dampak
daripada bergeraknya industri pengolahan yang ada di Sumatera Utara,” ujarnya.
Selain
itu Sekdaprov Sumut juga menyebut neraca perdagangan Sumatera Utara saat ini
juga surplus. “Kita masih lebih banyak ekspor ketimbang impor,” katanya.
Saat ini
Sumatera Utara telah melakukan perdagangan antar daerah dengan mekanisme pasar
yang berlaku. Sekdaprov Sumut mengatakan Sumatera Utara telah mengadakan
perdagangan dengan Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Sementara untuk perdagangan
antar daerah yang dilakukan dengan kerjasama, saat ini Pemprov Sumut sedang
menyusun MoU mengenai kerjasama perdagangan dengan Kepulauan Riau. Komoditas
yang disasar berupa bahan pangan seperti sayuran dan lainnya.
Meski
begitu, perlu dukungan faktor lain seperti infrastruktur untuk menunjang
hilirisasi dan perdagangan antar daerah. Sekdaprov Sumut memaparkan beberapa
proyek infrastruktur yang sedang dalam proses pengerjaan atau rencana di Sumut.
Di antaranya bendungan Lau Simeme, proyek Lake Toba mice and tourism, pelabuhan
dan kawasan industri Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei, KIM Medan, LRT, jalan tol,
pembangunan Kualanamu Aeroropolis, rel kereta api Rantau Parapat-Dumai.
Selain
itu Pemerintah Sumatera Utara juga telah meminta kabupaten/kota agar membuat
produk unggulannya masing-masing. Dari 34 kabupaten/kota, saat ini sudah ada 17
kabupaten/kota yang telah menetapkan keputusan Bupati/Walikota tentang produk
unggulan daerah.
Senada
dengan Sekdaprov Sumut, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan infrastruktur menjadi
faktor terpenting agar hilirisasi dan perdagangan antar daerah berjalan dengan
maksimal. “Konektivitas bisa mendorong hilirisasi produk dan perdagangan antar
daerah. Untuk itu, perlu dibangun konektivitas darat, pelabuhan dan lainnya,”
ujarnya.
Sementara
itu, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM, Rully Indrawan mengatakan
hilirisasi sangat erat dengan kelembagaan. “Jadi yang kita butuhkan bagaimana
penguatan kelembagaan ekonomi yang berbasis pada potensi daerah,” katanya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Direktur Pengelolaan Media Ditjen IKP, Siti Meiningsih, Kepala Dinas Kominfo Provsu, M Fitriyus, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, Ilyas Sitorus, serta insan pers.(Red/Wn)