MEDIAMITRAPOL.COM, SUMATERA UTARA - bertempat di Hotel Grand Antares Jalan. SM Raja Medan, Sumatera Utara, Ketua Umum Kerukunan Puak Batak Bersaudara (KPBB) Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan PhD DMS menggelar Coffee Morning bersama puluhan Wartawan dari berbagai media yang ada di Kota Medan, Rabu (4/9/2019) Siang.
Dalam pertemuan sekitar 1 Jam tersebut, dibahas tentang penyataan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi tentang penataan wisata 'halal' di kawasan Danau Toba.
Turut hadir dalam Coffee Morning tersebut, Ketua DPD KPBB Sumut Prof. Dr.Marihot Manullang, Sekjen KPBB Ir. Rustam Efeny, Sekretaris Umum DPD KPBB Sumut, Lindung Pandiangan. SE, SH,MH dan juga sebagai pemandu acara tersebut Paraduan Pakpahan,SH.
Ketika peserta kegiatan menanyakan tentang tanggapan KPBB tentang pernyataan Gubsu pada Kamis 22 Agustus 2019, tentang penertiban pemotongan hewan berkaki empat (babi), Mayjen Sumiharjo menyebutkan setelah pihaknya melakukan diskusi dengan Gubernur Edy Rahmayadi, bahwa yang dimaksud bukan seperti informasi yang berkembang sekarang di tengah- tengah Masyarakat.
Setelah menjelaskan makna ternak berkaki empat tersebut, dalam versi adat budaya suku Batak, Mayjen Sumiharjo menekankan bahwa tujuan pernyataan itu adalah untuk penataan yang lebih bersih dan teratur bukan untuk menghapuskan budaya yang sudah ada.
"Disana tidak ada disebutkan syariat Islam, hanya syariat. Kita sama-sama punya akses ke internet, coba buka disana apa makna syariat yakni hukum atau aturan. Jadi hanya masalah pemberlakuan aturan yang mengatur, bukan membatasi," ujarnya membenarkan penyataan Gubsu.
"Sambung Mayjen TNI (Purn) Sumiharjo Pakpahan, PhD, DMS, Kerukunan Puak Batak Bersaudara bukan corong Pemerintah, tapi siap mengkritisi kebijakan Pemerintah yang dinilai merugikan masyarakat.
Sebagaimana data dari BPS mencatat dari sisi asal Negara wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Danau Toba salah satunya adalah wisatawan dari Negara Malaysia masih mendominasi yakni sebesar 36,22 persen, diikuti dari Negara Singapura 6,54 persen, Tiongkok 2,47 persen, Australia 2,09 persen, Amerika Serikat 1,83 persen, Jerman 1,36 persen, Inggris 1,13 persen, India 1.05 persen, Perancis 1,03 persen, dan Belanda 1,01 persen.
Dasar inilah, Danau Toba membutuhkan amenitas yang mendukung kehadiran Wisatawan luar Negeri tersebut, dan nominalnya Wisatawan dari Malaysia tersebut mayoritas beragama islam.
Hal serupa juga disampaikan Prof. Dr. Marihot Manullang, bahwa dirinya sudah mengkonfirmasi langsung kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi maksud pernyataan tersebut, dan menyatakan bahwa tidak lebih dari upaya memberikan rasa nyaman bagi wisatawan asing dan bukan ada tujuan pengahapusan budaya,tradisi yang sudah ada.
"Dengan tujuan dan maksud yang lebih baik kedepannya untuk menjadikan Danau Toba kawasan wisata tanpa menghapus budaya, adat istiadat yang sudah ada sejak lama, salah satunya penataan ternak babi yang masih sembraut yang masih berkeliaran sembarangan dijalanan, supaya ditempatkan pada tempat yang benar," beber Marihot yang juga Anggota Dewan Pengawas PDAIJ Periode 2019-2023 ini.
Lebih tegas lagi, Sekretaris Umum DPD KPBB Sumut Lindung Pandiangan SE SH,MH mengatakan bahwa pernyataan yang disampaikan Gubernur Sumut adalah bertujuan agar kita semua ini saling menghargai dan saling menjaga kerukunan di kawasan wisata Danau Toba ini, ucap Lindung Pandiangan.
"Janganlah kita menilai dengan selalu berpikiran negatif makna yang diucapkan Gubsu tersebut, sebab hal itu akan bisa berdampak buruk, nantinya marilah kita bijak menanggapinya ," Tutupnya. (Red/Roswita)