MEDIAMITRAPOL.COM, TOBA || SUMATERA UTARA - Guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, PT.TPL Tbk menjalin kerja sama dengan peternak Budidaya Maggot, Lalat BSF (Black Soldier Fly) Kurniara br Simanjuntak (42) dengan melakukan pelatihan Budidaya Magot Lalat BSF di Desa Banjarganjang, Kecamatan Parmaksian kepada 8 warga desa dari 2 Kecamatan sebagai peserta pelatihan, pada 12 Juni 2021.
PT.TPL kembali mengundang ke 8 warga desa dari 2 Kecamatan yakni warga Desa Banjarganjang dan Desa Pangombusan Kecamatan Parmaksian dan desa Pintubatu Kecamatan Silaen, pada hari Kamis (8/7/2021). Kali ini, mereka telah dilatih dan dibina diberikan bantuan perlatan berupa ember bak dan pupa/Larva maggot lalat BSF untuk pengembangan usaha Budidaya Maggot Lalat BSF.
Adapun warga Desa Banjarganjang penerima pelatihan dan bantuan perlatan dari PT.TPL diantaranya Lasmaria br Manik (58), Arpagus Sitinjak (53), Masintan Sirait (52), Junita Manurung (28), mereka menerima bantuan 60 ember bak dan masing masing mendapatkan 1/2 Kg Pupa/Maggot Lalat BSF sebagai bibit awal untuk dikembangbiakan yang diserahterimakan di Kantor Kepala Desa Banjar Ganjang dan disaksikan Sekretaris Desa Jono Manurung.
Untuk warga Desa Pangombusan masing masing Sahat Parulian Rajagukguk (52), Jontahari Panggabean (60), Salmon Sirait (44), dan 1 orang peserta dari desa pintubatu Kecamatan Sialen Krisman Tampubolon (58), mereka juga menerima bantuan perlatan berupa ember bak sebagai peralatan pengembang biakan Lalat BSF yang di kantor Kepala Desa Pangombusan Kecamatan Parmaksian sebanyak 60 ember bak dan masing masing menerima 1/2 Kg Pupa/Maggot sebagai bibit awal untuk dikembangbiakkan dalam usaha budidaya Maggot Lalat BSF dan disaksikan Sekretaris Desa Suryani Sinaga
Pengusaha Budidaya Maggot Lalat BSF, Kurniara br Simanjuntak menjelaskan, ulat atau belatung banyak yang akan merasa jijik. Pasalnya binatang ini dianggap sebagai hama serta membawa penyakit.
"Tetapi, ulat yang satu ini, ternyata ulat yang unik, berbeda dengan ulat atau belatung umumnya. Belatung ini bukanlah belatung biasa, melainkan larva dari Black Soldier Fly (BSF). Dalam tubuh BSF mengandung zat antibiotik alami sehingga tidak membawa agen penyakit," ujar Kurniara.
Dia juga mengaku, budidaya maggot cukup mudah dan murah karena tidak memerlukan teknologi yang canggih dan tidak memakan banyak biaya. Maggot BSF merupakan inovasi yang menggembirakan dan menguntungkan bagi para peternak, petani, dan masyarakat secara luas.
Maggot BSF dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan ternak unggas lainnya serta ternak babi, sapi ataupun kerbau, karena mengandung protein tinggi dan membuat ikan cepat besar dan ternak unggas sehat.
"Penggunaan maggot sebagai pakan ikan bisa semakin menggairahkan budidaya ikan konsumsi karena harganya yang relatif murah. Untuk pakan ternak, maggot bisa mempercepat kenaikan bobot ternak", ungkap Kurniara.
Meski dikelompokkan sebagai lalat, lalat BSF tidak hinggap di sembarang sampah dan tidak membawa penyakit. Larva BSF yang disebut maggot juga berbeda dengan belatung lalat hijau dan lalat hitam yang menyebarkan penyakit, ditambah maggot tidak menimbulkan bau busuk dan bukan pembawa sumber penyakit. Karena sangat aman, anak kecil pun berani bermain-main dengan cara memegangnya.
"Dimasa Pandemi saat ini, kondisi Covid 19 tidak ada masalah dalam melakukan usaha budidaya Maggot Lalat BSF ini, tidak ada pengaruh, malah justru covid ini banyak yang ke rumah, mau kerja apa tidak ada, jadi ke sini mau belajar dan juga mempraktikan untuk usaha. Karena usaha ini kan bisa dilakukan di rumah. Syaratnya simple, tahu ilmu dasarnya dan telaten,” terang Kurniara.
Arpagus Sitinjak (53) salah satu peserta pelatihan usaha Budidaya Maggot Lalat BSF mengaku, membudidayakan maggot BSF cukup mudah dikerjakan. Tidak memerlukan teknik khusus, jadi siapa saja bisa budidaya maggot BSF dan tidak menyita waktu karena tidak perlu sering dikontrol.
"Untuk bahan menjadikan ternak Manggot Lalat BSF ternyata cukup gampang, hanya dengan meyediakan sampah organik sebagai media utama yang bisa diambil dari sampah rumah tangga seperti sampah sayuran dan sisa-sisa makanan.untuk lahannya juga tidak harus luas, bisa menyesuaikan. Tidak ada syarat minimal area lahan yang dibutuhkan budidaya maggot. Ruang terbatas pun bisa menghasilkan ternak maggot yang menguntungkan secara finansial," bebernya.
Sementara, Krisman Tampubolon juga menyampaikan, kiranya dengan telah diberikannya Pelatihan pengembangbiakan budidaya Maggot Lalat BSF dan bantuan alat sebagai sarana pengembangbiakannya, PT.TPL jangan hanya sampai di situ saja.
"Kami berharap PT.TPL juga akan memberikan bantuan ternak ayamnya, karena yang memakan Maggot itu adalah ternak ayam dan ternak unggas lainnya juga ternak ikan. Bantuan ikan atau ternak untuk pemanfaatan Maggot ini kiranya bisa direalisasikan PT.TPL kepada kami para peserta supaya ada wujud nyata hasil pelatihan dan bantuan yang diberikan, jangan tanggung bantuan ini diberikan, tolonglah diberikan juga ternaknya supaya Maggot ini bisa langsung dimanfaatkan," harap Krisman.
Hema Butar Staf CD/CSR PT.TPL didampingi Staf Humas Ramson Simamora saat dikonfirmasi usai penyerahan bantuan menjelaskan, pemberian bantuan hari ini adalah tindak lanjut dari pelatihan budidaya Maggot Lalat BSF yang telah dilaksanakan pada Juni 2021 lalu kepad 8 peserta dari 2 Kecamatan se Kabupaten Toba.
"Perusahan memberikan bantuan berupa ember bak dan Pupa/Maggot Lalat BSF sebagai bibit awal untuk dternakkan dan dikembangbiakkan oleh para peserta pelatihan budidaya Maggot Lalat BSF. Usaha budidaya ini sebagai tambahan usaha dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat dan sebagai pembelajaran bagi warga desa lainnya untuk dicontoh sebagai usaha baru," ujar Hema.
Maggot BSF merupakan inovasi yang menggembirakan dan menguntungkan bagi para peternak, petani, dan masyarakat secara luas. Maggot BSF bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan ternak unggas lainnya. Penggunaan maggot sebagai pakan ikan bisa semakin menggairahkan budidaya ikan konsumsi, karena harganya yang relatif murah. Untuk pakan ternak, maggot bisa mempercepat kenaikan bobot ternak.
Di sisi lain, Maggot BSF ini juga bisa membantu permasalahan sampah organik yang menggunung yang dijadikan sebagai pakan untuk pengembangbiakan Lalat BSF. Di mana, sampah organik bisa diambil juga dari sampah rumah tangga, seperti sampah sayuran dan sisa-sisa makanan bahkan kotoran ternak lainnya.
"Lahannya juga tidak harus luas, bisa menyesuaikan. Tidak ada syarat minimal area lahan yang dibutuhkan budidaya maggot. Ruang terbatas pun bisa menghasilkan ternak maggot yang menguntungkan secara finansial," pungkas Hema. (Red/W)