MEDIAMITRAPOL.com, MEDAN | SUMATERA UTARA - Seribu satu manfaat. “Itulah julukan yang tepat bagi tanaman pintar eucalyptus ini,” demikian dikatakan Corporate Comunication (Corpcom) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Medan, Dedy Armaya saat berbincang-bincang dengan awak media beberapa waktu lalu di Medan.
Tanaman yang diisukan sebagai tanaman perusak lingkungan ini justru menurut Dedy menunjukan kehebatannya di tengah pandemi covid-19 ini. Kalau tadinya, produk yang dihasilkan dari minyak atsiri daun eucalyptus ini terbilang sedikit, tapi saat ini banyak bermunculan produk baru berbahan baku eucalyptus dan pamornya semakin melejit karena dinilai efektif menangkal virus Covid-19.
Sebut saja diantaranya sabun pencuci tangan, sabun badan, pembersih atau pengepel lantai, hand sanitizer ditambah dengan produk yang sudah melegenda selama ini seperti minyak kayu putih, minyak telon, minyak gosok dan lain sebagainya.
Menurut Dedy, beberapa kenalannya yang bekerja di bidang farmasi telah membuat sabun padat untuk badan. Sabun badan berbahan eucalyptus itu akan diproduksi secara komersil.
“Kalau ini dikembangkan di tengah-tengah masyarakat pastinya tidak hanya menambah pendapatan saja tapi juga masyarakat bisa terlindungi dari virus mematikan Covid-19 dengan rajin mencuci tangan,” kata Dedy dalam obrolan itu.
Karena itu, kata Dedy, pengembangan ilmu masyarakat dalam pembuatan berbagai produk industri rumah tangga berbahan eucalyptus perlu dilakukan. Selama ini kata dia, daun eucalyptus tidak dimanfaatkan perusahaan. Perusahaan hanya mengambil batang pohon eucalyptus. Karena itu, daun yang menjadi limbah perusahaan itu akan sangat berarti bila dimanfaatkan.
“PT. TPL. Tbk berharap dapat bekerjasama dengan pelaku UKM, yang hasilnya berbagai produk-produk home industri berbahan eucalyptus akan bermunculan,” kata Dedy.
Soal tanaman yang digadang-gadang banyak menyerap air, Dedy Armaya membantahnya.
“Tanaman eucalyptus ini tidak seperti yang banyak diperdebatkan orang. Justru tanaman ini termasuk tanaman pintar. Disebut pintar karena, saat tanaman mulai besar atau di atas satu tahun, ranting-ranting pohon akan jatuh (gugur) dengan sendirinya,” terang Dedy.
Kalau ranting-ranting berguguran dan tersisa batang dengan daun pucuk atas, lanjut Dedy, pastinya serapan air akan semakin sedikit.
“Itu yang terjadi selama ini di area pengembangan eucalyptus yang dikembangkan TPL,” kata Dedy.
"Daun Eucalyptus sudah dapat dipanen meskipun tanamannya masih berumur lima bulan saat ketinggian pohonnya sudah mencapai berkisar 2,5 meter. Tanaman Eucalyptus manfaat nyata bagi ekonomi masyarakat kalau daunnya tidak dimanfaatkan. Karena melihat begitu banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia, sosialisasi tanaman eucalyptus ini menurutnya akan terus dilakukan," pungkasnya. (Red/ WeS)